Mekanisme Toksisitas Logam Seng (Zn)


MEKANISME TOKSISITAS LOGAM SENG (Zn)


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Logam berat yang mencemari lingkungan, sebagian besar disebarkan melalui jalur air.Proses ini akan lebih cepat bila memasuki tubuh manusia melalui rantai makanan. Apabila suatu logam terakumulasi pada jaringan hewan dan tumbuhan yang kemudian dikonsumsi manusia tentunya manusia sebagai rantai makanan tertinggi pada piramida makanan, maka dalam tubuhnya akan terakumulasi logam berat tersebut. Peristiwa ini biasanya dinamakan pembesaran biologi (biology magnification). Sangatlah sukar untuk membersihkan lingkungan yang tercemar oleh logam berat tersebut. Oleh karena itu untuk mengontrol pencemaran lingkungan akibat logam berat, perlu dibatasi kandungan maksimum logam berat dalam suatu limbah yang diperbolehkan dibuang di badan air (Anonim, 2010).
Pencemaran logam pada dasarnya tidak berdiri sendiri, namun dapat terbawa oleh air, tanah dan udara. Apabila semua komponen tersebut telah tercemar oleh senyawa anorganik, maka di dalamnya kemungkinan dapat mengandung berbagai logam berat seperti Cr, Zn, Pb, Cd, Fe dan sebagainya. Seng (Zn) mempunyai dampak negatif bagi kesehatan terutama jika kadarnya sudah melebihi ambang batas. Walaupun pada konsentrasi rendah, efek ion logam berat dapat berpengaruh langsung hingga terakumulasi pada rantai makanan. Seperti halnya sumber-sumber polusi lingkungan lainnya, logam berat tersebut dapat ditransfer dalam jangkuan yang sangat jauh di lingkungan(Anonim, 2010).
Hampir 70% keberadaan Zn di dunia dihasilkan dari penambangan dan 30% dari daur ulang Zn. Kebutuhan Zn 9,6 metrikton akan menghasilkan produk 8,1 metrikton Zn dan limbah sisa proses sebesar 1,5 metrik ton yang siap untuk didaur ulang. Pemanfaatan produk zn 8,1 metrik ton akan menghasilkan limbah bekas sebesar 1,4 metrik ton Zn sehingga total Zn daur ulang sebesar 3,3 metrik ton dan kekurangan 6,6 metrik ton Zn dipenuhi dari penambangan. Deposit bijih Zn tersebar secara luas di permukaan bumi. Bijih Zn di tambang lebih oleh 50 negara, antara lain Cina, Australia, Eropa, dan Kanada yang merupakan negara terbesar penambang bijih Zn. Dalam bijih Zn biasanya terkandung unsur lain, yaitu kuprum (Cu), emas (Au), dan perak (Ag) (Widowati et al, 2008).
Melihat hasil tersebut penggunaan Zn harus dibatasi karena dapat menimbulkan efek toksisitas bagi lingkungan dan manusia.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana mekanisme toksik pencemaran logam berat Zn di lingkungan dan manusia?

C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang di atas, maka makalah ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana mekanisme pencemaran logam berat Zn di lingkungan dan manusia.

D. Manfaat
Melalui makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan pembaca tentang logam berat Zn , sehingga dapat meminimalisir penyakit yang diakibatkan oleh logam berat Zn.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Logam Berat
Pada umumnya semua logam berat tersebar di seluruh permukaanbumi, tanah, air, maupun udara. Beberapa diantaranya berperan penting dalamkehidupan makhluk hidup dan disebut sebagai hara mikro esensial. Secarabiologis beberapa logam dibutuhkan oleh makhuk hidup pada konsentrasi tertentudan dapat berakibat fatal apabila tidak dipenuhi. Oleh karena itu logam-logamtersebut dinamakan logam-logam atau mineral-mineral esensial tubuh, tetapi jikalogam-logam esensial masuk dalam tubuh dalam jumlah berlebihan, akan berubahfungsi menjadi racun bagi tubuh. Dapat dikatakan bahwa semua logam berat dapatmenjadi racun yang akan meracuni tubuh makhluk hidup (Palar, 1994 dalam Al-Harisi, 2008).
Logam berat masuk ke dalam jaringan tubuh makhluk hidup melaluibeberapa jalan, yaitu saluran pernapasan, pencernaan, dan penetrasi melalui kulit.Absorpsii logam melalui saluran pernapasan cukup besar, baik pada biota air yangmasuk melalui sistem pernafasan, maupun biota darat yang masuk melalui debu diudara ke saluran pernapasan (Darmono, 2001 dalam Al-Harisi 2008).Menurut Sugeng Murtopo (1989 dalam Al-Harisi, 2008), logam berat berdasarkan sifatracunnya yang berdampak terhadap kesehatan manusia dapat dikelompokkanmenjadi empat golongan yaitu:
• Sangat beracun, yaitu dapat mengakibatkan kematian atau gangguankesehatan dalam waktu singkat. Logam-logam tersebut antara lain: Pb,Hg, Cd, As, Sb, Ti, Be, dan Cu.
• Moderat, yaitu mengakibatkan gangguan kesehatan baik yang dapat pulihmaupun yang tidak dapat pulih dalam waktu yang relatif lama. Logam-logamtersebut antara lain: Ba, Be, Cu, Au, Li, Mn, Se, Te, Va, Co, danRb.
• Kurang beracun, dalam jumlah besar dapat menimbulkan gangguankesehatan. Logam-logam tersebut antara lain: Bi, Co, Fe, Ca, Mg, Ni, K,Zn, dan Ag.
• Tidak beracun, yaitu tidak menimbulkan gangguan kesehatan seperti: Aldan Na.

B. Seng (Zn)
1. Pengertian Seng (Zn)
Seng dengan nama kimia Zink dilambangkan dengan Zn. Sebagaisalah satu unsur logam berat Zn mempunyai nomor atom 30 dan memiliki beratatom 65,39. logam ini cukup mudah ditempa dan liat pada 110-150oC. Zn meleburpada 410oC dan mendidih pada 906oC (Palar, 1994 dalam Al-Harisi, 2008). Zn dalam pemanasan tinggiakan menimbulkan endapan seperti pasir.Zn diperlukan tubuh untuk proses metabolisme, tetapi dalam kadartinggi dapat bersifat menjadi racun(Slamet, 1994 dalam Al-Harisi, 2008).
Seng (Zn) adalah komponen alam yangterdapat di kerak bumi. Zn adalah logam yang memilki karakteristik cukup reaktif, berwarna putih-kebiruan, pudar bila terkena uap udara, dan terbakar bila terkena udara dengan api hijau terang. Zn dapat bereaksi dengan asam, basa dan senyawa non logam.Seng (Zn) dialam tidak berada dalam keadaan bebas, tetapi dalam bentuk terikat dengan unsur lain berupa mineral.Mineral yang mengandung Zn di alam bebas antara lain kalamin, franklinite, smitkosonit, willenit, dan zinkit(Widowati et al, 2008).

2. Sumber makanan
Zn terdapat pada berbagai jenis bahan makanan, khususnya makanan sumber protein. Zn kadar tinggi ditemukan pada berbagai jenis makanan. Oister mengandung Zn lebih besar dibandingkan makanan lainnya, seperti daging sapi, ayam, buncis, kacang-kacangan, ikan laut jenis tertentu, biji-bijian, sereal difortifikasi dengan susu, biji waluh dan biji matahari, telur, kerang, dan sayuran(Widowati et al, 2008).
Menurut Widowati et al (2008), kandungan Zn paling tinggi terdapat dalam kerang yakni sekitar 75 mg/100 g, disamping ubur-ubur, daging sapi, dan daging merah lainnya. Sementara pada putih telur terkandung 0,02 mg/ 100 g dan pada daging ayam 1 mg/ 100 g. Sereal whole grain mengandung Zn cukup tinggi, tetapi hampir 80% kadar Zn menghilang pada saat proses penggilingan.


4. Pengunaan Seng (Zn)
a. Senyawa inijuga digunakan dalam pelapisan baja dan besi untuk mencegah proseskarat
b. Untuk industri baterai
c. Bahan alloy seperti kuningan, nikel-perak, logam mesin tik, dan penyepuhan listrik
d. Pembuatan uang sen Amerika sejak tahun 1982
e. Pelapisan cat khususnya dalm industriautomobil
f. Zn-oksida untuk pembuatan pigmen putih cat air atau cat, sebagai aktifator pada industri karet; melapisi kulit guna mencegah dehidrasi kulit, melindungi kulit dari sengatan sinar matahari, sebagai bahan diaper pada bayi guna mencegah kulit luka/kemerahan, industry karet dan untuk opaque sunscreen
g. Bahan dinding-lantai logam untuk bahan insektisida dapur
h. Zn-klorida untuk deodorant dan pengawet kayu
i. Zn-sulfida untuk industry pigmen dan lampu pendar, luminous dial, X-ray dan layar TV serta lampu fluorescence
j. Zn-metil (Zn(CH₃)₂) untuk pembuatan berbagai senyawa organic; Zn-Stearat digunakan sebagai aditif penghalus plastik
k. Sebagai anode bahan bakarzinc-air-battery
l. Zn-hidroksi-karbonat dan silikat untuk pembuatan lotion pencegah kulit luka/alergi/kemerahan
m. Sebagai bahan suplemen vitamin atau mineral yang memiliki aktivitas antioksidan guna mencegah penuaan dini serta mempercepat proses penyembuhan
n. Zn-glukonat glisin dan Zn-asetat yang digunakan sebagai pelega tenggorokan (throat lozenges) saat musim dingin(Widowati et al, 2008).

5. Absorpsi, Distribusi dan Ekskresi
Menurut Widowati et al (2008), sekitar 10-40 % Zn yang terdapat pada makanan akan diabsorpsii tubuh. Dari makanan nabati, Zn yang teabsorpsii hanya 10-20%, sedangkan dari hewani dapat mencapai 30%.
Absorpsi Zn dari makanan berprotein hewani lebih besar dibandingkan dengan protein nabati. Asam fitat yang ditemukan pada biji-bijian, roti, sereal, legume, dan makanan lain bisa menurunkan absorpsi Zn. Bahan pangan serat, asam fitat yang terdapat dalam dedak/ sekam, sereal penuh, biji-bijian, dan kacang-kacangan bisa menghambat absorpsiiZn. Asam fitat tidak larutdan tidak mampu mengompleks Zn sehinga tidak bisa diabsorpsii. Proses pemasakan mampu mengurangi pengaruh asam fitat dan serat kasar sehingga bisa meningkatkan absorpsi. Defisiensi Zn bisa dialami oleh orang yang banyak mengonsumsi roti tanpa fermentasi, seperti di wilayah iran dan negara-negara timur tengah. Toksisitas Cd mampu menhambat absorpsi Zn karena absorpsii Cd dan Zn saling berkompetisi. Dengan demikiankonsumsi dosis besar Zn mampu mencegah absorpsi Cd. Berbagai jenis bahan kimia yang ditambahkan, seperti fospat atau EDTA, pada proses pengolahan bahan pangan dapat mengurangi absorpsi Zn. Dari sekitar 4-14 mg/ hari jumlah seng (Zn) yang dianjurkan untuk dikonsumsi, hanya sekitar 10-40% saja yang bisa diserap. Oleh karena adanya zat mineral lain yang tinggi dalam tubuh, seperti Zat besi (Fe) dan tembaga (Cu) serta adanya kandungan asam fitat pada bayam, kangkung dan sayuran lain, penyerapan Zn dimukosa usus bisa terhambat. Namun, jika zat-zat tersebut difermentasikan, absorpsi Zn dapat meningkat(Widowati et al, 2008).
Suplemen Fe 38-65 mg/ hari bisa mengurangi absorpsii Zn sehingga diperlukan suplemen Zn bagi wanita hamil dan menyusui sebesar > 60 mg/ hari.Konsumsi Ca dalam dosis tinggi bisa mengganggu absorpsi Zn pada hewan uji. Konsumsi Ca pada wanita menopause adalah sebesar 890 mg/ hari. Ca berbentuk susu atau Ca-fosfat (total konsumsi Ca 1360 mg/ hari) dapat mengurangi absorpsi Zn dan keseimbangan Zn. Konsumsi Zn pada remaja wanita adalah sebesar 1000 mg/ hari dalam bentuk Ca-sitrat malat (total Ca 1667 mg/ hari) serta tidak berpengaruh terhadap absorpsi dan keseimbangan Zn dalam tubuh. Konsumsi kombinasi ca dan asam fitat mampu mengurangi absorpsi Zn(Widowati et al, 2008).
Mekanismeabsorpsi Zn untuk mengatur homeostasis dipengaruhi oleh prostaglandin E2 dan F2 yang akan dikelat oleh asam pikolinat dan derifat triptofan. Sementara itu, defisiensi piridoksin atau triptofan akan menkan absorpsi Zn.Dalam sel mukosa Zn mensintesis metalotionin ketika metalotionin jenuh akan menekan Zn absorpsii. Di dalam darah, kurang lebih 2/3 Zn diikat albumimdan sebagian besar sisanya dikompleks oμleh β2-makroglobin(Widowati et al, 2008).
Zn masuk kealat pencernaan sebagai komponen metalotionin yang disekresikan oleh kelenjar saliva, mukosa intestinal, pancreas, dan hati.Kurang lebih 2 gram Zn difilter dan disaring oleh ginjal setiap hari.Kurang lebih 300-600 μg/ hari disekresikan pada orang dewasa.Reabsorpsi tubulus renalis terganggu oleh obat, seperti obat diuretic, thiazide dan dipengaruhi oleh makanan berprotein. Terdapat korelasi positif antara kadar Zn dalam makanan dan eksresi Zn lewat urin. Zn diekskresikan melalui feses, urin, rambut, kulit, keringat semen, dan menstruasi(Widowati et al, 2008).
Konsentrasi Zn di jaringan bervariasi. Hati pada awalnya mampu menyimpan 40% dan akan menurun menjadi 25% dalam lima hari. Kadar Zn dalam hati dipengaruhi oleh factor hiumoral termasuk hormone adrenokortikotropik, hormone paratiroid, dan endotoksin.Zn diikat oleh metalotionin(Widowati et al, 2008).

6. Efek defisiensi Zn
Menurut Widowati et al (2008),defisiensi Zn banyak menyerang orang yang mengkonsumsi makanan rendah Zn atau tingkat konsumsi Zn rendah atau kehilangan Zn dari tubuh dalam jumlah besar atau saat kebutuhan tubuh atas Zn meningkat. Orang yang berisiko tinggi mengalami defisiensi Zn adalah:
1. Bayi dan anak-anak dalam usia pertumbuhan atau remaja.
2. Inu hamil dan menyusui, khususnya yang berusia belasan tahun
3. Pasien yang mengonsumsi makanan lewat intravena
4. Individu yang mengalami malnutrisi dan anoreksia
5. Individu yang menderita diare persisten
6. Individu yang mengalami sindrom malabsorpsi, celiac disease dan short bowel syndrome
7. Pecandu alkohol
8. Penderita anemia bulan sabit
9. Usia lanjut lebih dari 65 tahun
10. Penderita gangguan hati, ginjal, dan diabetes melitus.
Kekurangan seng pertama dilaporkan pada tahun 1960-an, yaitu pada anak dan remaja laki-laki di Mesir, Iran, dan Turki dengan karakteristik tubuh pendek, dan keterlambatan pematangan seksual.Diduga penyebabnya makanan penduduk sedikit mengandung daging, ayam dan ikan yang merupakan sumber utama seng dan tinggi konsumsi serat dan fitat. Mengingat banyaknya enzim yang mengandung seng, maka pada keadaan defisiensi seng reaksi biokimia dimana enzim - seng berperan akan terganggu. Defisiensi seng dapat terjadi pada golongan rentan, yaitu anak-anak, ibu hamil dan menyusui serta orang tua. Manifestasi klinis defisiensi seng pada manusia, dapat terlihat sebagai berikut :
1. Kecepatan pertumbuhan menurun,
2. Nafsu makan dan masukan makanan menurun,
3. Lesiepitel lain seperti glositis, kebotakan,
4. Gangguan sistem kekebalan tubuh,
5. Perlambatan pematangan seksual dan impotensi
6. Fotopobia dan penurunan adaptasi dalam gelap,
7. Hambatan penyembuhan luka, dekubitus, lukabakar,
8. Perubahan tingkah laku,
9. Gangguan perkembangan fetus (Anonim, 2010).

7. Penanggulangan Defisiensi Zn
Untuk mengurangi defisiensi Zn, dilakukan fortifikasi Zn menggunakan bahan yang aman berdasarkan US Food and Drug Administration, yaitu Zn-sulfat, Zn-klorida, Zn-glokonat, Zn-oksida, dan Zn-stearat. Terapi Zn mampu secara sempurna menyembuhkan gejala defisiensi Zn. Pemberian suplemen Zn sebesar 5,7 mg/hari dapat meningkatkan pertumbuhan bagi penderita defisiensi Zn. Terapi menggunakan metal chelating seperti penisillamine yang biasa digunakan untuk keracunan Cu dan DTPA (diethylenetriamine pentacetate) yang biasa digunakan untuk penderita keracunan Fe mampumengurangi defisiensi Zn(Widowati et al, 2008).

8. Efek Toksik Zn
Kelebihan seng ( Zn ) hingga dua sampai tiga kali AKG menurunkan absorbsi tembaga. Kelebihan sampai sepuluh kali AKG mempengaruhi metabolisme kolesterol, mengubah nilai lipoprotein, dan tampaknya dapat mempercepat timbulnya aterosklerosis. Dosis konsumsi seng ( Zn ) sebanyak 2 gram atau lebih dapat menyebabkan muntah, diare, demam, kelelahan yang sangat, anemia, dan gangguan reproduksi. Suplemen seng ( Zn ) bisa menyebabkan keracunan, begitupun makanan yang asam dan disimpan dalam kaleng yang dilapisi seng ( Zn ) (Almatsier, 2001 dalam Anonim, 2010 ).
Logam Zn sebenarnya tidak toksik, tetapi dalam keadaan sebagai ion, Zn bebas memiliki toksisitas tinggi .zinc shakes atau zinc chills disebabkan oleh inhalasi Zn-oksida selama proses galvanisasi atau penyambungan bahan yang mengandung Zn. Meskipun Zn merupakan unsure esensial bagi tubuh, tetapi dalam dosis tinggi Zn dapat berbahaya dan bersifat toksik. Absopsi Zn berlebih mampu menekan absorpsi Co dan Fe.Paparan Zn dosis besar sangat jarang terjadi. Zn tidak diakumulasi sesuai bertambahnya waktu paparan karena Zn dalam tubuh akan diatur oleh mekanisme homeostatik, sedangkan kelebihan Zn akan diabsorpsi dan disimpan dalam hati(Widowati et al, 2008).
Zn yang berlebih dan dicampurkan dalm makanan dapat menyebabkan hidrosefalus pada hewan uji tikus dan juga akan memengaruhi metabolisme dalm perkembangan mesoderm untuk rangka.
Konsumsi Zn berlebih m,ampu mengakibatkan defisiensi mineral lain. Toksisitas Zn bisa berifat akut dan kronis. Intake Zn 150-450 mg/ hari mengakibatkan penurunan kadar Cu, pengubahan fungsi Fe, pengurangan imunitas tubuh, serta pengurangan kadar high density lipoprotein (HDL) kolesterol. Satu kasus yang dilaporkan karena seseorang mengonsumsi 4 g Zn-glukonat (570 mg unsure Zn) yang setelah 30 menit berakibat mual dan muntah.Pemberian dosis tunggal sebesar225-50 mg Zn bisa mengakibatkan muntah, sedangkan pemberian suplemen dengan dosis 50-150 mg/ hari mengakibatkan sakit pada alat pencernaan. Konsumsi Zn berlebih dalam jangka waktu lam bisa mengakibatkan defisiensi Cu. Total asupan Zn sebesar 60 mg/ hari (50 mg suplemen Zn dan 10 mg Zn dari makanan) dapat nmengakibatkan defisiensi Cu. Konsumsi Zn lebih dari 50 mg/ hari selama beberapa minggu bisa menggangu ketersediaan biologi Cu, sedangkan konsumsi Zn yang tinggi bisa mempengaruhi sintesis ikatan Cu protein atau metalotionin dalam usus. Konsumsi Zn berlebih akan menggangu metabolisme mineral lain, khususnya Fe dan Cu(Widowati et al, 2008).
Ion Zn bebas dalam larutan bersifat sangat toksik bagi tanaman, hewan invertebrate, dan ikan. Penggunaan intranasal atau nasal spray Zn bagi penderita sakit tenggorokan bisa mengakibatkan kehilangan indra penciuman (anosnia). Inhalasi debu Zn-oksida bisa mengakibatkan metal iume fever(Widowati et al, 2008).
Toksisitas akut Zn terjadi sebagai akibat dari tindakan mengonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi Zn dari wadah/ panic yang dilapisi Zn. Gejala toksisitas akut bisa berupa sakit lambung, diare, mual, dan muntah. Pemberian bersama suplemen Zn dan jenis antibiotik tertentu, yaitutetracyclines dan quinolones bisa mengurangi absorpsi antibiotic sehinnga daya sembuh berkurang(Widowati et al, 2008).

9. Sumber Pencemaran seng (Zn) di Lingkungan
Sumber utama pemasukan logam ke dalam lingkungan berasal daripenggunaan pupuk kimia yang mengandung logam Cu dan Zn, buangan limbahrumah tangga yang mengandung logam Zn seperti korosi pipa-pipa air dan produk-produk konsumer (misalnya, formula detergen) yang tidak diperhatikansarana pembuangannya (Connel dan Miller, 1991 dalam Al-Harisi 2008).
Selain itu pemasukan logam ke dalam lingkungan berasal daribuangan limbah rumah tangga yang mengandung logam Zn seperti korosi pipa-pipaair dan produk-produk konsumen (misalnya, formula detergen) yang tidakdiperhatikan sarana pembuangannya (Connel dan Miller, 1991 dalam Al-Harisi, 2008).

10. Pencegahan dan Penaggulangan Pencemaran Zn
Menyadari ancaman yang begitu besar dari pencemaran logam berat, maka berbagai metode alternatif telah banyak digunakan seperti dengan cara mengurangi konsentrasi logam berat yang akan dibuang ke perairan, tetapi dalam jangka waktu yang lama, perlakuan tersebut dapat merusak lingkungan akibat dari akumulasi logam berat yang tidak sebanding dengan masa “recovery (perbaikan)” dari lingkungan itu sendiri. Teknik yang lebih baik dari teknik di atas adalah penetralan logam berat yang aktif menjadi senyawa yang kurang aktif dengan menambahkan senyawa-senyawa tertentu, kemudian dilepas ke lingkungan perairan, namun pembuangan logam berat non-aktif juga menjadi masalah karena dapat dengan mudah mengalami degradasi oleh lingkungan menjadi senyawa yang dapat mencemari lingkungan. Cara lain adalah reverse osmosis, elektrodialisis, ultrafiltrasi dan resin penukar ion(Anonim, 2010).
Reverse osmosis adalah proses pemisahan logam berat oleh membran semipermeabel dengan menggunakan perbedaan tekanan luar dengan tekanan osmotik dari limbah, kerugian sistem ini adalah biaya yang mahal sehingga sulit terjangkau oleh industri di Indonesia. Teknik elektrodialisis menggunakan membran ion selektif permeabel berdasarkan perbedaan potensial antara 2 elektroda yang menyebabkan perpindahan kation dan anion, juga menimbulkan kerugian yakni terbentuknya senyawa logam-hidroksi yang menutupi membran, sedangkan melalui ultrafiltrasi yaitu penyaringan dengan tekanan tinggi melalui membran berpori, juga merugikan karena menimbulkan banyak sludge (lumpur). Resin penukar ion berprinsip pada gaya elektrostatik di mana ion yang terdapat pada resin ditukar oleh ion logam dari limbah, kerugian metode ini adalah biaya yang besar dan menimbulkan ion yang ter-remove sebagian(Anonim, 2010).
Istilah bioabsorpsi tidak dapat dilepaskan dari istilah bioremoval karena bioabsorpsi merupakan bagian dari bioremoval.Bioremoval dapat diartikan sebagai terkonsentrasi dan terakumulasinya bahan penyebab polusi atau polutan dalam suatu perairan oleh material biologi, yang mana material biologi tersebut dapat me-recovery polutan sehingga dapat dibuang dan ramah terhadap lingkungan.Sedangkan berdasarkan kemampuannya untuk membentuk ikatan antara logam berat dengan mikroorganisme maka bioabsorpsi merupakan kemampuan material biologi untuk mengakumulasikan logam berat melalui media metabolisme atau jalur psiko-kimia. Proses bioabsorpsi ini dapat terjadi karena adanya material biologi yang disebut biosorben dan adanya larutan yang mengandung logam berat (dengan afinitas yang tinggi) sehingga mudah terikat pada biosorben(Anonim, 2010).
Beberapa jenis mikroorganisme yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bioabsorpsi terutama adalah dari golongan alga yakni alga dari divisi Phaeophyta, Rhodophyta dan Chlorophyta (Anonim, 2010).
Gugus amina dan hidroksil yang dimiliki kitosa memiliki kemampuan menyerap logam berat yang terdapat dalam limbah cair industri. Jenis limbah yang dihasilkan dalam industri yang dapat diabsorbsi adalah arsenik (As), kadmium (Cd), krom (Cr), timbal (Pb), tembaga (Cu), dan seng (Zn) dengan metode penukar ion. Tanaman sebagai hiperakumulator seng (Zn) adalah Thlaspi caerulescens.Daunnya mampu mengakumulasi Zn sebesar 39.600 ppm(Widowati et al, 2008).
Pohon bakau mampu mengakumulasi tembaga (Cu), besi (Fe), dan seng (Zn).Kemampuan vegetasi mangrove dalam mengakumulasi logam berat bisa dijadikan alternatif perlindungan (Widowati et al, 2008).

BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
• Seng dengan nama kimia Zink dilambangkan dengan Zn. Sebagaisalah satu unsur logam berat Zn mempunyai nomor atom 30 dan memiliki beratatom 65,39. logam ini cukup mudah ditempa dan liat pada 110-150oC. Zn meleburpada 410oC dan mendidih pada 906oC.
• Bahan makanan yang mengandung Zn antara lain adalah daging sapi, ayam, buncis, kacang-kacangan, ikan laut jenis tertentu, biji-bijian, sereal difortifikasi dengan susu, biji waluh dan biji matahari, telur, kerang, dan sayuran.
• Kegunaan Zn antara lain melapisi besi atau baja, bahan tyabung baterai, pelapisan cat industri automobil, pigmen putih cat air atau cat, sebagai aktifator pada industri karet, melapisi kulit guna mencegah dehidrasi kulit, melindungi kulit dari sengatan sinar matahari, untuk bahan diaper pada bayi dengan bahan insektisida dapur, deodoran dan pengawetah kayu, lampu pendar, untuk pembuatan berbagai senyawa organik, aditif penghalus plastik, bahan bakar, suplemen vitamin, serta mineral yang memiliki aktifitas antioksidan.
• Mekanisme absorpsi Zn untuk mengatur homeostasis dipengaruhi oleh prostaglandin E2 dan F2 yang akan dikelat oleh asam pikolinat dan derifat triptofan.Dalam sel mukosa Zn mensintesis metalotionin ketika metalotionin jenuh akan menekan Zn absorpsii. Di dalam darah, kurang lebih 2/3 Zn diikat albumimdan sebagian besar sisanya dikompleks oμleh β2-makroglobin. Zn masuk kealat pencernaan sebagai komponen metalotionin yang disekresikan oleh kelenjar saliva, mukosa intestinal, pancreas, dan hati.
• Gejala defisiensi Zn berupa terhambatnya pertumbuhan, rambut rontok, diare, kelambatan kematangan seksual, impoten, lesi mata, lesi kulit, dan kehilangan nafsu makan serta gangguan perkembangan mental pada anak/bayi, kehilangan berat badan, proses penyembuhan luka yang memerlukan waktu lama, menurunnya daya imunitas tubuh, meningkatnya infeksi, gangguan kehamilan, gangguan sistem syaraf, gangguan daya tahan tubuh, dan masalah kulit. Untuk mengurangi defisiensi Zn, dilakukan fortifikasi Zn menggunakan bahan yang aman berdasarkan US Food and Drug Administration. Pemberian suplemen Zn dan terapi menggunakan metal chelating dapat mengurangi penderita defisiensi Zn.
• Kelebihan seng ( Zn ) hingga dua sampai tiga kali AKG menurunkan absorbsi tembaga. Kelebihan sampai sepuluh kali AKG mempengaruhi metabolisme kolesterol, mengubah nilai lipoprotein, dan tampaknya dapat mempercepat timbulnya aterosklerosis.
• Penanggulangn pencemaran Zn yaitu dengan cara cara mengurangi konsentrasi logam berat yang akan dibuang ke perairan, penetralan logam berat, reverse osmosis, elektrodialisis, ultrafiltrasi, resin penukar ion, bioabsorpsi, dan penanaman tanaman bakau.

B. Saran
Konsumsilah Zn dengan porsi yang cukup sehingga tidak mengalami defisiensi dan kelebihan Zn, karena dapat berefek negatif bagi kesehatan.Selain itu batasi penggunaan Zn dalam industri agar tidak mencemari lingkungan dan menimbulkan efek toksik bagi tubuh. Lakukan juga cara pencegahan dan penanggulangannya.



DAFTAR PUSTAKA

Al-Harisi. 2008. Penetapan Kadar Zn dan Fe di dalam Tahu yangDibungkus Plastik dan Daun yang Dijual diPasar Kartasura dengan Menggunakan MetodePengaktifan Neutron.http://www.google.com/. Diakses tanggal 18 September 2010.

Anonim, 2010.Menanggulangi Pencemaran Logam Berat. http://www.ychi.org-ychi.org. Diakses tanggal18 September 2010.

Anonim. 2010. Seng(Zn).http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19341/4/Chapter%20II.pdf. diakses tanggal 19 September 2010.
Anonim. 2010. Cara penangulangan Logam. http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/biokimia/bioremoval_metode_alternatif_untuk_menanggulangi_pencemaran_logam_berat/. Diakses tanggal September 2010.
Widowati, Wahyuet al. 2008. Efek Toksik Logam: Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran. Penerbit Andi. Yogyakarta.
◄ Newer Post Older Post ►